Guru dan Logam: Akal vs Spekulasi

XAU/USD

Zona kunci: 3,950.00- 4,050.00

Buy: 4,050.00 (pada fundamental positif yang kuat); target 4,200.00; StopLoss 3,980.00

Sell: 3,950.00 (pada pullback setelah retest level 4.000); target 3,750-3,700; StopLoss 4,020.00

Dinamika logam mulia saat ini terlihat begitu menarik sehingga bahkan Kepala Investasi Morgan Stanley kini merekomendasikan mengganti portofolio tradisional 60/40 dengan skema baru 60/20/20, di mana 20% di antaranya adalah emas menggantikan obligasi konvensional.

Miliarder Jeffrey Gundlach, yang dikenal sebagai “raja obligasi” di Wall Street, sudah lama mempromosikan emas sebagai diversifikasi permanen portofolio investasi, bukan sebagai taruhan spekulatif.

Namun, tidak semua otoritas pasar menganggap emas sebagai solusi untuk masalah keuangan.

Perusahaan Warren Buffett, Berkshire Hathaway, pada hari Sabtu menerbitkan laporan 10Q yang menunjukkan bahwa pada akhir kuartal III, saldo kasnya mencapai rekor tertinggi sebesar $381,7 miliar (+$37,6 miliar kuartal ke kuartal). Hal ini terjadi karena Berkshire telah menjual lebih banyak saham daripada yang dibeli selama dua belas kuartal berturut-turut, mengurangi portofolio ekuitasnya menjadi $283,2 miliar.

Sebagai catatan, Berkshire Hathaway tidak melakukan pembelian kembali saham sejak kuartal II tahun 2024.

Hal ini sebagian menjelaskan mengapa perusahaan tertinggal 34% di belakang indeks S&P 500 sejak pengumuman pensiunnya Buffett, meskipun secara resmi “paman Warren” masih aktif hingga akhir tahun ini. Namun, tahun 2025 menunjukkan bahwa model disiplin modal, porsi besar kas, dan fokus pada asuransi serta infrastruktur tetap terjaga — inilah “strategi Berkshire” yang dijanjikan akan dilanjutkan oleh penerusnya, Greg Abel.

Tiga posisi terbesar Berkshire Hathaway — Apple, American Express, dan Bank of America — tetap tidak berubah. Tetapi dalam setiap ketidakpastian pasar, perusahaan lebih suka “beralih ke kas”, bukan emas, seperti para trader panik lainnya.

Warren Buffett adalah seorang investor, bukan spekulan. Ia tidak pernah menyembunyikan pandangannya bahwa emas adalah “aset tidak produktif”: tidak menghasilkan arus kas dan tidak meningkatkan nilai intrinsik tanpa aliran pembeli baru yang berkelanjutan.

Buffett menggambarkan emas sebagai “cara untuk menghasilkan uang dari ketakutan — tetapi untuk itu, Anda harus berharap bahwa satu atau dua tahun mendatang orang akan lebih takut daripada sekarang. Jika iya, Anda akan untung; jika tidak, Anda akan rugi. Tetapi emas itu sendiri tidak menghasilkan apa pun.”

Karena Buffett secara konsisten berinvestasi pada bisnis yang menciptakan nilai nyata, ia lebih memilih perusahaan tambang emas daripada logamnya sendiri. Ia sudah memiliki pengalaman: pada kuartal II tahun 2020, Berkshire Hathaway membeli sekitar 21 juta saham Barrick Gold senilai $560,6 juta, namun posisi itu hampir sepenuhnya dilikuidasi pada akhir tahun yang sama.

Selain itu, emas “mengganggu” filosofi Berkshire Hathaway tentang manajemen risiko, khususnya “biaya peluang”. Periode pergerakan emas yang datar (pengembalian riil setelah biaya penyimpanan dan asuransi) secara historis kalah dibandingkan dividen, pembelian kembali saham, reinvestasi, dan praktik bisnis produktif lainnya.

Buffett meyakini bahwa jika harus bertaruh pada emas, maka sebaiknya pada perusahaan tambang dengan arus kas bebas dan disiplin modal — bukan pada aset spot spekulatif. Pengalaman dengan Barrick Gold membuktikan bahwa masuk bisa menguntungkan, tetapi fleksibilitas untuk keluar cepat sangat penting.

Namun, sepenuhnya mengabaikan emas berarti kehilangan aset yang secara historis berkorelasi dengan kepanikan pasar dan ketakutan di pasar valuta dan komoditas. Untuk lindung nilai jangka pendek, belum ada yang lebih baik daripada emas.

Saat ini belum ada sinyal kuat pembalikan tren emas. Koreksi mungkin terjadi, tetapi disarankan untuk tidak memperdagangkannya. Latar belakang fundamental tetap agresif — awasi dolar.

Jadi kita bertindak bijak dan menghindari risiko yang tidak perlu.

Profit untuk semua!